Penampilan Historis Vingegaard dan Pogačar di Mont Ventoux | Etape 16 Tour de France 2025

**Mont Ventoux: Duel Klasik Vingegaard vs.

Pogaar Jilid Sekian di Tour de France 2025**Stage 16 Tour de France 2025, dengan Mont Ventoux sebagai panggung utamanya, diprediksi akan menjadi salah satu etape paling menentukan dalam perebutan *maillot jaune*.

Dengan etape datar sebelum pendakian ikonik ini, ekspektasi akan ledakan dan performa pendakian luar biasa sudah membumbung tinggi.

Sejarah mencatat bahwa Mont Ventoux selalu menjadi tempat pertarungan epik, dan kali ini, semua mata tertuju pada dua rival abadi: Jonas Vingegaard dan Tadej Pogaar.

Keduanya telah meninggalkan jejak mereka di “Gunung Botak” ini.

Vingegaard, dengan ketenangan dan kekuatan mentahnya, pernah menunjukkan dominasinya di sini.

Sementara Pogaar, dengan agresivitas dan daya ledaknya, selalu berusaha untuk mengungguli sang juara bertahan.

Pertanyaannya, bagaimana performa mereka di masa lalu akan memengaruhi strategi dan hasil di tahun 2025?

Menggali kembali catatan sejarah, kita melihat bahwa Vingegaard cenderung mengandalkan tempo yang stabil dan mendaki dengan efisiensi tinggi.

Ia jarang menyerang lebih dulu, melainkan memanfaatkan momentum dan menunggu lawannya membuat kesalahan.

Sebaliknya, Pogaar lebih suka menguji lawannya dengan serangan-serangan eksplosif, berusaha untuk memecah peloton dan mengisolasi Vingegaard.

Di atas kertas, profil Mont Ventoux cocok dengan kedua pembalap.

Pendakian yang panjang dan curam ini menuntut daya tahan dan kekuatan mental yang luar biasa.

Namun, faktor cuaca juga dapat memainkan peran penting.

Angin kencang yang sering bertiup di puncak Ventoux dapat membuat kondisi pendakian sangat sulit, dan pembalap yang mampu beradaptasi dengan baik akan memiliki keunggulan.

Secara pribadi, saya berpendapat bahwa Stage 16 akan menjadi ujian mental yang lebih besar daripada ujian fisik.

Kedua pembalap tahu betul kekuatan dan kelemahan masing-masing.

Mereka akan saling mengamati, saling memprovokasi, dan saling berusaha untuk menjatuhkan mental lawannya.

Kunci kemenangan akan terletak pada siapa yang mampu tetap tenang, fokus, dan membuat keputusan yang tepat di bawah tekanan.

Statistik terperinci dari performa Vingegaard dan Pogaar di Mont Ventoux, termasuk *climbing speed*, *normalized power*, dan *heart rate data*, akan menjadi bahan analisis yang menarik.

Namun, yang lebih penting adalah bagaimana mereka menerapkan strategi dan taktik mereka di lapangan.

Apakah Vingegaard akan mampu mempertahankan tempo stabilnya dan memanfaatkan kelelahan Pogaar?

Atau apakah Pogaar akan berhasil melancarkan serangan yang tak terhentikan dan merebut kemenangan di puncak Ventoux?

Satu hal yang pasti: Stage 16 Tour de France 2025 akan menjadi tontonan yang mendebarkan dan tak terlupakan.

Duel antara Vingegaard dan Pogaar di Mont Ventoux akan menjadi babak baru dalam rivalitas epik mereka, dan kita semua akan menjadi saksi sejarah.

Siapakah yang akan menaklukkan “Gunung Botak” dan semakin mendekatkan diri pada impian *maillot jaune*?

Hanya waktu yang akan menjawabnya.